Saya ingat betul, tahun 2010, brand makanan ringan favorit yang biasa jadi target jajanan di warung sebelah tiba-tiba saja membuka restoran fast food macam KFC. Nggak tanggung-tanggung, brand “kaya keju” ini memasang iklan lowongan kerja segede Gaban di halaman favorit saya kala itu di Koran PR hari sabtu. Tapi karena tidak terdapat posisi yang cocok, akhirnya saya memilih memuaskan rasa penasaran saya dengan mendatangi gerai pertamanya di PVJ Bandung.
Dari yang awalnya ragu karena makan ayam bersaus keju itu
terasa sangat aneh pada waktu itu. Tapi berubah menjadi kagum karena satu
dekade kemudian, brand dengan nama
Richeese Factory ini bukan cuma bisa berdiri sejajar dengan kompetitor asal
negara Paman Sam, tapi juga menjadi game
changer di bidangnya. Mulai dari gerobak preciken pinggir jalan, sampai restoran besar, ikut mengadopsi
idenya dengan menggunakan saus keju.
By the way,
kekaguman saya ini semata karena memang senang mengikuti perkembangan dunia
bisnis dan marketing. Walau tentu dari segi makannya pun doyan juga. Hehe.
So, singkat cerita
saya berkesempatan mendapat kabar lebih awal tentang rencana peluncuran brand kuliner terbaru dari PT. Richeese
Kuliner Indonesia yang walau masih satu grup, dipisahkan pengelolaannya dengan
produsen makanan ringannya (kalau Richeese yang menjual makanan ringan itu
dikelola PT. Kaldu Sari Nabati). Iya..iya, mungkin artikel ini bisa
dipertimbangkan masuk juga ke kategori “marketing”,
selain dapat ditemukan di kategori “kuliner”.
Nah, uniknya, brand baru
mereka kali ini keluar dari zona nyamannya seputar perkejuan dan coklat. Mereka
bahkan menanggalkan nama “rich” yang biasanya melekat di Richeese, Richoco.
Jenama untuk persembahan terbaru mereka ini adalah “Urban Ninja”. Walau sesaat
mengingatkan saya dengan brand lainnya
dengan nama “ninja” yang terkait dengan jasa pengiriman.
Urban Ninja Taman Kopo Indah Bandung yang Berbagi Tempat dengan Saudara Tuanya, Richeese Factory
Dari namanya, tentu jelas, Richeese mencoba masuk ke pasar
makanan Jepang. Tapi pemilihan namanya pun bisa dibilang menarik, dan bisa
dibilang cukup tepat, walau agak nyeleneh. Karena selain mudah dilafalkan dan
diingat berbagai kalangan, nama “ninja” juga merupakan istilah Jepang yang
sangat populer di Indonesia sejak lama. Ditambah, penggunaan perpaduan warna
hitam dan magenta yang cukup mencolok. Tapi buat saya yang cuma paham 12 color palette sih jadi mengartikan warna
magenta buat masuk ke pink, yang kemudian membuat warna brand Urban Ninja ini terasosiasi dengan girl band Korea tempat bernaungnya Lisa dan Jennie.
Sejalan dengan pemilihan namanya yang easy, pilihan menu-menunya pun memang dibuat lebih mudah masuk ke
lidah orang Indonesia. Semua menunya berbasis nasi yang menjadi makanan pokok
kita. Di luar itu, Urban Ninja menyediakan side
dish yang cukup familiar dapat ditemukan di restoran-restoran Jepang
pendahulunya, seperti Gyoza, Ebi Furai, Chicken Katsu, dan Teriyaki.
Pelayanan di Urban Ninja Menggunakan Protokol Kesehatan Lengkap
Tapi tentunya, beda nama, beda tempat, beda tangan, membuat
cita rasa yang berbeda juga. Secara garis besar, rasa menu makanannya
didominasi oleh perpaduan rasa manis dan pedas, sehingga taste-nya menjadi ada sedikit rasa kecut seperti rasa-rasa di
masakan Thailand. Salad yang disajikannya pun terasa seperti Thai Salad kemasan
yang pernah saya cicipi.
Namun, walau sudah melepaskan diri dari citra serba keju
yang melekat. Sebetulnya ada satu rasa di lidah yang menjadi benang merah
penghubung antara Urban Ninja dan saudara tuanya Richeese Factory. Hal ini
dapat ditemukan di cita rasa coating
sauce yang digunakannya untuk melumuri menu Urban Beef dan Crispy Chicken
mereka. Rasa manis dan pedasnya, sedikit mengingatkan saya pada Fire Chicken
yang jadi menu andalannya. Hanya saja, pedasnya ini agak berbeda. Rasa pedas di
hidangan Urban Ninja itu ada rempah-rempahnya.
Selain itu, untuk penyajian nasinya pun tidak sama dengan
Richeese, ada taburan Furikake di atasnya yang walau tak banyak, memberikan
rasa yang benar-benar berbeda.
Furikake itu semacam bumbu tabur kalau di Jepang. Di menu
yang dihidangkan Urban Ninja, Furikakenya ada sedikit taste pedas, dan ada sedikit rasa makanan laut, entah itu rumput
laut, atau sejenis ikan-ikan kecil seperti teri. Pas banget buat disantap di
atas nasi panas.
Saat diundang pada acara pembukaan minggu lalu, saya
berkesempatan buat menjajal dua signature
menu-nya, yaitu Urban Beef Bowl, dan Urban Chicken Katsu Donburi. Keduanya
dapat dihidangkan secara a la carte ataupun
combo complete.
Menu Urban Beef Bowl Complete Set di Urban Ninja
Khusus untuk combo
complete, nasi dan dagingnya disajikan bersama Gyoza, Urban Salad &
Ocha Tea. Tapi khusus untuk Urban Chicken Katsu Donburi, ada tambahan potongan silky tofu yang superr lembut, dan
(mungkin) ada sedikit rasa keju di dalamnya. Yang pasti, ini tahu terenak yang
pernah saya cicipi. Selain topping-topping
tersebut, saya juga bisa memesan tambahan side
dish yang nggak kalah enak.
Pilihan saya jatuh ke Tamagoyaki yang sebelumnya tidak
pernah saya temui. Kebetulan pula saya termasuk penggemar hidangan olahan
telur. Jadi ketika melihat kata-kata tamago
yang berarti telur, saya pun langsung menambahkannya ke dalam pesanan saya.
Pada dasarnya, Tamagoyaki ini rupanya sejenis scrambled egg/omelette yang dibungkus, dan digoreng dengan tepung
roti. Tampilan luarnya memang mirip risoles, tapi rasanya jelas jauh berbeda.
Sama halnya dengan menu seri fire-nya Richeese, beberapa menu Urban Ninja juga memiliki
tingkatan kepedasan yang bisa dipilih sesuai selera. Mulai dari Kawaii,
Kakkoii, dan Banzai. Namun hati-hati dalam memilih level kepedasan, karena
untuk level Kawaii saja, rasanya sudah cukup pedas. Kalau kalian biasa memilih
level 3 Fire Wings di Richeese Factory, maka
jangan pesan level ke-3-nya Urban Beef di Ninja. Karena level ke-3 merupakan
yang paliing pedass.
Dari segi harga, rentangnya dimulai dari 30ribuan untuk a la carte, dan 60ribuan untuk paket combo complete. Sedangkan dari segi
tempat, Urban Ninja by Richeese ini masih mengadaptasi desain yang pada umumnya
banyak digunakan resto fast food. Namun
untuk saat ini, Urban Ninja baru dapat dijumpai di Taman Kopo Indah III,
Bandung. Berbagi tempat dengan saudara tuanya, Richeese Factory. Katanya sih,
konsep ini akan diterapkan juga di cabang-cabang Richeese Factory lainnya.
Sehingga, ada alternatif pesanan lain saat customer tipe keluarga datang ke
Richeese Factory, dan dapat pula menjadi barang tambah yang bisa dimasukkan ke
dalam keranjang belanjaan.
Suasana Dine In di Urban Ninja Bandung |
0 komentar:
Posting Komentar