Kopi Jujur, Kopi Asli Tanpa Tambahan Essen |
Bagi saya, pilihan kata penulis yang juga dikenal dengan
nama pena “Dee” tersebut sangatlah menarik. Ia menyandingkan kopi dengan sebuah
elemen sifat yang kian hari kian hilang keberadaannya dalam diri makhluk Tuhan
bernama manusia. Kata “jujur” di sini menjadi lebih berarti karena menunjukan
kualitas dari sebuah kopi yang berani tampil apa adanya. Hal inilah yang
kemudian memunculkan istilah “kopi jujur”, yakni kopi asli tanpa tambahan
essen.
Kopi Jujur vs Essen
Essen atau essence dalam
konteks pembuatan kopi adalah ekstrak bahan makanan yang akan memberikan aroma
baru terhadap kopi yang dibubuhkannya. Adakalanya, essen tertentu bahkan bisa
mengubah warna. Hal inilah yang lalu dapat merusak orisinalitas dari kopi
jujur. Padahal, selain dari segi rasa, aspek aroma merupakan sisi untuk menilai
kualitas dari sebuah produk kopi yang dijual. Aroma juga merupakan identitas
yang membedakan produk kopi yang satu dengan yang lainnya. Baik dari sisi asal
daerahnya, hingga dari kualitas prosesnya.
Indonesia memiliki 31 lokasi geografis penghasil kopi yang masing-masing
hasil produksi kopinya memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Bayangkan saja, bila
kemudian keragaman identitas karakter aroma kopi yang dimiliki tiap daerahnya
harus tunduk oleh keegoisan penggunaan essen, maka lenyap pula keistimewaan dan
kejujuran di setiap kopinya.
Sejarah Kopi
Indonesia
Bertenggernya Indonesia di posisi lima besar negara pengekspor
kopi terbesar dunia saat ini, tak lepas dari sejarah panjang yang bermula dari
masa pemerintahan kolonial Belanda pada penghujung abad ke-17.
Belanda yang saat itu tengah menduduki Indonesia, kemudian
membawa kopi dari India ke pulau Jawa untuk dikembangkan. Karakter tanah
Indonesia yang kalau kata Koes Plus “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” ini
sukses memuluskan niat para meneer untuk
membudidayakannya ke berbagai perkebunan yang ada di penjuru Nusantara. Tanpa
membutuhkan waktu lama, kopi-kopi Indonesia ini sudah dapat dijumpai di
pasar-pasar yang tersebar di Benua Eropa dan Amerika. Prestasi tersebut pun
bertahan, dan terus berkembang, hingga negara kita ini mendapat julukan “surga
kopi dunia”.
Kopi dan Budaya
Siapa sangka? Buah berry
yang dimakan seekor kambing gembala di Ethiopia, kini menjadi sebuah salah satu
komoditas besar pasar dunia ribuan tahun kemudian. Kisah yang lalu diteruskan hingga
sampai ke telinga kita yang berjarak tiga milenium ini, kini dikenal sebagai
sejarah asal mula kopi.
Tiga ribu tahun memang rentang waktu yang cukup lama untuk sebuah
peradaban tumbuh dan berkembang. Tak terkecuali dengan kopi yang ikut
bertransformasi. Dari yang tadinya dikenal sekadar biji buah berenergi, kini menjadi
sebuah produk budaya yang digemari. Dari yang awalnya hanya bertujuan untuk
menjaga tubuh dari lelap, lalu menjadi sebuah minuman agar terlihat gemerlap.
Mungkin sebetulnya memang bukan kopi yang berubah, tapi cara manusia
memperlakukan kopi yang kini berbeda.
Di samping dari segi khasiatnya yang sejak zaman dahulu
dapat membuat melek, kopi juga dikenal bermanfaat untuk menjaga imunitas, dan
menekan risiko kanker, dan diabetes. Namun, tentunya pastikan terlebih dahulu
kopi yang dikonsumsi merupakan “kopi jujur”, sehingga kualitasnya pun terjaga.
Kopi Blockchain
Perkembangan pesat budaya minum kopi memang terbilang wajar
seiring dengan arus modernisasi, serta digitalisasi yang kian kencang. Di
samping soal rasa, dan budaya, kini kopi juga merupakan salah satu konten yang
laris manis di social media. Namun
justru karena itulah, bisnis kopi menjadi salah satu bidang usaha yang paling
menjanjikan saat ini.
Untuk konsumsi domestik pada 2019 saja, kopi di Indonesia
dapat menembus angka 294.000 ton, dengan nilai pasar bisnis kedai kopi yang
dapat mencapai Rp4,8 triliun rupiah per tahun. Dengan nominal yang tentu tak
sedikit, sungguh disayangkan bila industri ini tidak digarap dengan serius.
Apalagi, kini sudah cukup banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk
pengembangannya, mulai dari alamnya, manusianya, modalnya, hingga inovasi sistem
pengelolaannya.
Inovasi sistem pengelolaan bisnis kopi yang saat ini sedang
gencar dikembangkan penerapannya adalah teknologi Kopi Blockchain. Melalui sistem ini, bisnis kopi dapat dikelola dengan lebih
transparan, dan terkendali prosesnya, mulai dari petani kopi, hingga konsumen.
Dalam sistem Kopi Blockchain,
setiap transaksi yang mana menggunakan uang digital, dapat diketahui secara
terbuka oleh setiap komponen yang ada di dalam “rantai” tersebut. Dengan
begini, petani kopi pun dapat mengetahui ke mana saja kopi yang mereka tanam dijual,
dan dengan harga jual akhir berapa. Untuk pengusaha kopi pun demikian, mereka pun
dapat mengetahui kualitas, kuantitas, hingga harga jual wajar dari petani kopi,
sehingga antara keduanya terjalin kerjasama yang berdasarkan asas transparansi.
Hal ini pun berlaku untuk segi kualitasnya. Sedangkan bagi konsumen akhir,
mereka dapat pula dengan mudah mengetahui asal kopi yang mereka beli dengan
memindai QR Code yang disediakan.
Sebetulnya, keberadaan Kopi Blockchain sangat mendukung terhadap sosialisasi, pelestarian, dan
penjualan kopi jujur di masyarakat. Keterbukaan data mulai dari produksi,
hingga distribusi akhir dalam sistem ini, dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen soal keaslian kopi yang akan dibeli, dan dikonsumsinya.
Kopi Jujur Lawan
Corona
Karena khasiat yang dimilikinya, kopi jujur juga dapat sangat
bermanfaat pada masa pandemi Corona saat ini, untuk menjaga imunitas, serta energi
para tenaga medis yang tengah berjuang membantu pemulihan pasien yang
terjangkit Covid-19.
Salah satu brand
yang sudah menerapkan sistem Kopi Blockchain,
yaitu Bencoolen Coffee pun turut memberikan dukungannya pada masa pandemi Covid-19
dengan mengikuti “Aksi 1 Juta Cup Kopi Jujur Gratis” yang sudah, dan masih akan
berlangsung hingga 30 Mei 2020. Mereka tak hanya membagikan kopi kepada petugas
kesehatan, tapi juga kepada para pejuang ekonomi keluarga yang masih harus
bekerja di jalanan. Masyarakat umum pun dapat ikut serta membantu aksi ini hingga
akhir mei nanti dengan memberikan donasi melalui crowdfunding KitaBisa.com dengan tautan https://kitabisa.com/campaign/kopijujurlawancorona.
Dari manusia, oleh, dan untuk manusia. Begitulah cara kopi
jujur hidup, dan bergerak menghubungkan komponen dalam semestanya. Secara
alamiah, manusia pun pasti akan memilih seorang kawan yang jujur. Lalu mengapa
tidak untuk secangkir kopi?
Sumber:
Indonesia Coffee Annual Report 2019, Global Agricultural Information
Network
The Origin of
Coffee: Kaldi and the Dancing Goats. Coffee Crossroads
Kopiblockchain.io, 1 Mei 2020, <https://kopiblockchain.io/> [diakses
pada 1 Mei 2020]
Kompas.com, 31 Maret 2020, <https://money.kompas.com/read/2020/03/31/123456426/dengan-blockchain-kedai-kopi-ini-sajikan-informasi-menarik-ke-pelanggan>
[diakses pada 1 Mei 2020]
Doktersehat.com, <https://doktersehat.com/manfaat-kopi-bagi-kesehatan-tubuh/>
[diakses pada 1 Mei 2020]
Rmoljakarta.com, 6 April 2020, <https://www.rmoljakarta.com/read/2020/04/06/62905/Kopi-Jujur-Lawan-Corona,-Satu-Juta-Cup-Kopi-Jujur-Gratis->
[diakses pada 1 Mei 2020]
Kopi berjuta rasa, berjuta cerita
BalasHapusBerjuta bahagia..
Hapus