Kampung
Wisata Quran ini sebetulnya lama sudah saya dengar keberadaannya di kawasan
Kiaracondong Bandung, namun, baru kali ini saya berkesempatan mengunjunginya.
Peluncuran yang dilakukan minggu lalu oleh Kang Yana Mulyana sendiri sebetulnya
merupakan sebuah re-launch dari yang
sebelumnya dilakukan oleh Kang Emil beberapa tahun lalu. Karena sebelumnya,
tempat wisata tersebut belum begitu berkembang. Padahal, bagian dalamnya
sendiri sangatlah menarik. Bukan hanya dapat melihat proses pembuatan Al-Quran
semata, di sini saya pun bisa melihat isi sebuah kantor kekinian yang nyaman
untuk berkreasi sekaligus beribadah. Tak kalah dengan kantor google, ataupun kantor-kantor start-up berbasis teknologi lainnya.
Proses pengecekan mushaf Quran yang telah dicetak |
Kedatangan
saya ke Kampung Wisata Quran ini sebetulnya adalah sebuah kunjungan kerja ke
Madina Quran yang kebetulan bernaung juga di group perusahaan yang berlokasi di
Jl. Babakan Sari I No. 71, Bandung. Madina Quran ini memiliki keistimewaan dari
segi sampulnya yang dibalut dengan kain. Nah, Torch, perusahaan tempat saya bekerjalah
yang bekerjasama dengan Madina Quran membuat sebuah Al-Quran bersampul kain
yang tak hanya berdesain trendy, tapi juga kuat, dan anti air. Sesuai dengan
pilihan material, dan kegunaannya ini, maka produk tersebut diberi nama Quran
Travel. Di samping produk kolaborasi dengan Torch, Quran Madina juga memiliki
beragam produk Quran dengan sampul dari jenis kain lainnya, mulai dari bahan katun
bermotif, jeans, kulit, hingga ukiran kayu. Selain Madina Quran, tempat ini
juga berbagi fungsi dengan saudaranya, yakni Syaamil Quran yang dikenal dengan
teknologi e-pen.
Sebetulnya,
untuk rombongan wisata hanya dapat mengikuti tour Kampung Wisata Quran ini
hanya pada hari rabu dan kamis. Namun karena kedatangan saya sifatnya partnership visit, dan waktunya jatuh
pada hari Jumat, maka saya
mendapatkan exclusive tour sendiri yang
langsung dipandu oleh Kang Trias, Junior Manager di Madina Quran.
Tour
diawali di ruangan tim konten yang desainnya cukup unik. Terdapat sebuah
panggung di mana para pegawai tidak bekerja dengan duduk di kursi, tapi lesehan
di karpet yang diberi semacam bantal duduk bersandar. Lalu di dinding sekelilingnya,
terdapat beberapa quotes positif yang
dapat menjadi motivasi pegawai dalam bekerja dan beribadah.
Ruangan tim konten di Kampung Wisata Quran |
Dari display room, saya kemudian diajak oleh
Kang Trias untuk turun langsung ke pabrik, dan melihat sendiri bagaimana proses
pembuatan Quran dari hulu ke hilir. Mulai dari proses cetaknya, pelipatannya,
penyampulannya, hingga proses quality
control-nya. Yang menarik di sini adalah bagaimana para pegawainya
mengerjakan setiap tugasnya sendiri dengan sangat cepat, namun teliti. Saya
rasa dengan cara kerja seperti itu, akan ada ribuan Quran yang bisa dihasilkan
di sini setiap harinya. Semua orang begitu fokus menjalankan tugasnya, hingga
bel peringatan waktu Salat Jumat tiba. Ketika bel bordering, tak ada satu pun
ikhwan yang masih diam di pos mereka untuk bekerja, semua berangkat untuk
beribadah.
Saya pun
kemudian mengikuti langkah-langkah para karyawan untuk Salat Jumat di masjid
yang berada di dalam komplek Kampung Wisata Quran ini. Waktu menuju adzan
Dzuhur masih ada sekitar dua puluh menit lagi. Tapi, nampak di dalamnya sudah
terisi penuh dua shaf, dan saya pun mengisi shaf yang ketiga. Hal luar biasa
yang baru kali ini saya alami adalah semua orang yang hadir di sana mengisi
waktunya dengan bertadarus Al-Quran, tanpa terkecuali. Bagi saya sih ini di
luar kebiasaan. Sepanjang pengalaman saya jumatan,
baru kali ini semua orang yang sudah masuk ke dalam masjid, tampak khusyu
beribadah, tanpa terkecuali. Karena biasanya hanya segelintir orang saja yang
melakukan hal tersebut. Sementara yang lainnya ada yang masih mengutak-atik
HP-nya, ada yang bersenda gurau, dan ada pula yang tertidur pulas. Saya pun
merasa malu saat khotbah jumat saat itu membahas mengenai hal tersebut. Dalam salah
satu bagian khutbahnya, khotib menyampaikan bahwa “Ia yang menikmati bersama
dengan Allah, saat melangkahkan kakinya ke masjid, ia tinggalkan pikiran akan
pekerjaannya, ia lepaskan masalah utang yang membelenggunya, ia letakkan gadget-nya, penuh kekhusyuan karena
senang dapat bertemu kembali dengan Allah”. Saya yang saat itu sedang memegang gadget (walaupun tidak sedang dibuka),
langsung melepaskan benda tersebut ke karpet, dan menyingkirkannya ke sudut
dengan penuh rasa malu. Padahal sebetulnya khotib berada di posisi yang tak mungkin
melihat saya saat itu. Tapi ya, saya anggap itu sebuah peringatan yang jleb banget yang disampaikan Allah
melalui kedatangan saya ke Madina Quran.
Selesai
salat jumat, saya pun meneruskan misi utama saya dengan Kang Trias, dan Madina
Quran, yang kemudian dilanjut dengan ucapan pamit, tanda kunjungan berfaedah
ini berakhir.
Proses cetak mushaf Quran di Kampung Wisata Quran |
Kampung
Wisata Quran ini sepertinya akan sangat cocok untuk sebuah wisata edukasi
masyarakat untuk memaknai betapa rumitnya sebuah proses pembuatan Al-Quran
hingga sampai menjadi mushaf-mushaf Quran
yang kita baca, atau dipajang di rumah setiap harinya. Jadi saya, kamu, dan
kalian ini golongan yang membaca, atau hanya memajang Quran?
Kampung
Wisata Quran
Jl. Babakan Sari I No.71, Kiaracondong, Bandung
0813 2323 4333/0812 2041 2173
Jl. Babakan Sari I No.71, Kiaracondong, Bandung
0813 2323 4333/0812 2041 2173
0 komentar:
Posting Komentar