Malatang Hotpot, hidangan tradisional khas Mongolia |
Hidangan Malatang
Hotpot ini saya temukan saat berkunjung ke Paskal Food Market di area Paskal
Hyper Square Bandung. Sebuah kedai ber-plang Golden Monkey-lah yang menyediakannya. Anyway,
ternyata nama Mala pada Malatang ini merupakan jenis rempah-rempah yang
berasal dari Asia Timur. Cukup asing memang. Karena yang saya tahu hanya pala,
yang sebetulnya berbeda dengan mala.
Biji mala
ini bentuknya kecil-kecil, mirip dengan ketumbar. Aromanya harum. Namun jangan
salah, ia memberikan rasa pedas di lidah, hingga rasanya seperti terbakar. Saat
berkesempatan berbincang dengan pemiliknya, yakni Ci Derza, saya diberikan
beberapa biji mala untuk dicoba. Padahal saya hanya menggigitnya sekali, lalu
saya lepehkan keluar dari mulut, tapi rasa pedas masih tertinggal di lidah.
Semakin lama, lidah saya merasakan sensasi baal,
seperti kesemutan, atau seperti digigit sesuatu, yang kelamaan makin
menguat. Tidak seperti rasa pedas dari cabai, rasa pedas biji mala ini sangat
betah tinggal di mulut, hingga beberapa menit. Sungguh efek yang luar biasa.
Walaupun begitu, rasa pedas yang unik itulah yang justru membuat saya kemudian semakin
penasaran untuk mencoba Malatang Hotpot.
Walaupun
namanya Golden Monkey Malatang Hotpot, tapi ternyata tempat ini tak hanya
menghidangkan menu hotpot, tapi juga
menyediakan Beef Barbeque Saus Mala yang tetap mempertahankan ciri khasnya
dengan menggunakan bahan rempah biji mala. Kedua hidangan tersebut disajikan
langsung dengan kompor, wajan, dan panggangannya, sehingga pengunjung dapat
memasaknya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan yang dikehendak. Selain
itu, melihat bagaimana daging, sayur, dan bahan lainnya perlahan menjadi matang
dengan bunyi didih yang khas bisa menjadi sebuah kepuasan tersendiri.
Menu hotpot di sini disajikan dengan dua
jenis kuah, yaitu kuah mala dan kuah kaldu. Tentu saja kuah mala menjadi
pilihan saya dan kawan-kawan saat itu. Itulah alasan kami datang ke Golden
Monkey Malatang Hotpot sore itu. Selain mala, di dalam wajan berukuran sedang
dengan kuah mendidih tersebut terdapat pula banyak rempah-rempah lainnya,
seperti pala, kapulaga, cengkeh, andaliman, anistar, bawang putih, yang kalau
kata orang Sunda mah aromanya nyegak, sangat
strong. Sedang untuk komponen utama
di dalamnya terdapat selada air, sawi putih, jamur, tahu, baso salmon, crab stick, daging ayam, dan daging
sapi.
Untuk rasanya,
ya.. sesuai saat seperti menggigit biji mala sebelumnya, rasa pedasnya membuat
lidah seperti terbakar, namun sekaligus menghangatkan tenggorokan, serta
menyegarkan badan. Kondisi badan saya yang saat itu sedang pilek pun terasa
enak, dan pedasnya sama sekali tidak membuat perut menjadi panas. Aroma dari
biji mala pun jelas tercium, dan bercampur dengan rempah-rempah lainnya yang
membuat rasanya menjadi sangat unik. Dengar-dengar dari Ci Derza, malah si
Malatang Hotpot ini telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan
dunia. Hanya saja, rasanya yang dihidangkan ke kami ini sudah sedikit
dimodifikasi dengan lidah lokal, sehingga sedikit lebih asin. Hal menariknya
adalah rasa asinnya pun tidak menggunakan garam atau MSG, hanya menggunakan
rempah-rempah tok.
Bila ingin
mencoba rasa original dari Mongolnya pun sebenarnya bisa. Kita tinggal memesan
Malatang Hotpot dengan level extreme. Katanya
rasanya akan persis sama dengan rasa asli di negaranya, rasa pedasnya akan
membuat kita bahkan tidak dapat merasakan rasa asinnya lagi. Benar-benar pedas
yang membuat lidah super kebas, ditambah sensasi jontor pada bibir. By the way, hotpot yang saya dan
kawan-kawan santap ini levelnya masih medium, dua level di bawah extreme level.
Di samping hotpot-nya, kami pun tentu menjajal juga
rasa dari Barbeque Saus Mala. Keistimewaan menu ini tentu terletak pada saus
mala-nya yang merupakan ekstrak dari 18 rempah-rempah yang kemudian dimarinasi
di permukaan dagingnya. Kekayaan rempah-rempah tersebut menyerap dengan
sempurna pada setiap inci dagingnya, sehingga memberikan sentuhan rasa yang
belum pernah saya cicipi sebelumnya. Tapi yang pasti, rasa spicy-nya yang khas dari biji mala, melekat juga pada menu ini.
Barbecue Saus Mala ala Golden Monkey Malatang Hotpot |
Malatang
Hotpot ini dibandroll dengan harga mulai Rp60.000 per porsi reguler. Kebetulan
untuk porsi yang saya makan bersama teman-teman itu adalah porsi besarnya yang
cukup untuk 3-4 orang. Bahkan menurut saya sih, bisa disantap oleh 5 orang
juga, mengingat saya yang datang bertiga pun tidak sanggup menghabiskan seluruh
makanan ini, karena porsinya yang sangat banyak.
Selain di
Paskal Food Market, Golden Monkey Malatang Hotpot ini juga bisa dinikmati saat
kita berjalan-jalan di kawasan kuliner Sudirman Street, serta rencanya akan
dibuka juga cabang ketiganya di Bandung yang berada di Pasar Cisangkuy. Bagi
yang suka masakan pedas, menu ini sangat direkomendasikan untuk dijajal. Berani
mencoba?
Suasana menjelang malam di depan kedai Malatang Hotpot di Paskal Food Market |
0 komentar:
Posting Komentar