Biasanya,
orang yang bicaranya banyak itu ada dua tipe. Entah dia memang sedang sombong,
atau memang karena dia sangat antusias dengan topik yang dibicarakan. Nah, Pak
Tatang yang saya temui di Jalan Pangarang ini adalah tipe yang kedua. Saat saya
berkunjung ke bengkel wayang miliknya, Ia bercerita hingga dua jam lamanya,
seakan tak merasa lelah. Saya mengetahui kisah tentang beliau dari kawan-kawan
di Komunitas Aleut yang pernah berkunjung ke tempatnya saat menjelang gelaran
peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 pada tahun 2015 lalu. Mengingat sudah
jarangnya pengrajin wayang saat ini, kaki saya pun akhirnya melangkah menelusuri
gang-gang kecil di kawasan belakang Hotel Savoy Homann ini sendirian. Walau
letaknya tersembunyi, tak sulit ternyata menemukannya. Hanya dengan kata kunci ‘wayang’,
penduduk sekitar sudah dapat langsung menunjukkan arah pastinya. Ditambah,
keberadaan mural-mural bergambar karakter wayang pun hadir sebagai penanda bahwa
saya sudah hampir sampai di lokasinya.
|
Pak Tatang, dan koleksi wayangnya. |
Kecintaan
Pak Tatang akan wayang dapat terlihat dari ratusan karakter wayang yang ia
pajang di workshop yang sebetulnya diwariskan
oleh ayahnya, yakni Pak Ruhiyat. Saya menjumpai beliau sedang duduk dan mengukir
sebuah kepala wayang dengan tekun. Begitu saya mulai ajak berbincang, ia pun
masuk ke dalam rumah tanpa diminta, dan membawa foto-foto perjalanan workshop yang ia kelola , yang hingga
saat ini masih bernama Ruhiyat Wooden Puppet & Mask.
|
Album foto yang ditunjukan Pak Tatang ke saya yang menggambarkan perjalanan Ruhiyat Wooden Puppet & Mask |
Cukup banyak
insight baru tentang wayang yang saya
dapat dari beliau. Seperti adanya perubahan bentuk dan gaya rancangan wayang
golek, seiring dengan perkembangan zaman. Hal yang cukup menyolok dapat
terlihat dari bagian mata wayang golek yang dibuat terbuka. Ternyata sebelum
memasuki era akhir tahun 60-an, wayang-wayang ini dibuat dengan mata tertutup.
Selain itu, bentuk ukiran pada wayang tempo dulu jauh lebih rumit dibandingkan
dengan sekarang. Dulu pengerjaan satu buah wayang golek saja dapat menghabiskan
waktu hingga empat hari dengan dibantu oleh anggota keluarga lainnya.
|
Design wayang sebelum era 60-an |
Hingga awal
tahun 2000-an, sebetulnya Ruhiyat Wooden Puppet & Mask cukup berhasil
berbicara banyak sebagai salah satu wajah pariwisata Indonesia. Tak jarang Pak
Tatang ini diundang, ataupun diminta untuk mengerjakan wayang dengan bentuk custom oleh
berbagai negara di dunia. Salah satu yang paling memorable, dan karyanya masih terpajang rapi di workshop-nya ini adalah sebuah kepala
wayang yang dibuat polos, tak berwarna, dan memiliki dua sisi wajah. Salah
satunya adalah patung Rama yang kemudian saya beli dengan harga Rp200.000 dari
beliau. Wayang Rama yang saya beli ini memiliki wajah ‘buta/monster’ di belakang kepalanya. Hal ini dapat diartikan bahwa
setiap manusia memiliki sisi-sisi buruk yang disembunyikan dalam jiwa, seperti
keserakahan, keangkuhan, dan angkara murka.
|
Wayang pesanan dari Prancis yang memiliki dua wajah |
Perjalanan
bisnis wayang Pak Tatang dan Ruhiyat Wooden Puppet & Mask mulai berubah
setelah terjadinya tragedy bom Bali I. Walaupun terjadi ribuan kilometer jauhnya
dari Pulau Dewata, rupanya tetap berpengaruh terhadap pesanan wayangnya.
Karyawan yang dulu ada belasan orang pun satu per satu mengundurkan diri, dan
bekerja di bidang lain. Sedangkan keturunan dari Pak Tatang sudah lebih memilih
jalur kehidupan yang lain.
|
Salah satu wayang dengan bentuk custom buatan Pak Tatang |
Saat
ditanya mengenai total harga dari seluruh wayang-wayang yang beradai di bengkelnya
tersebut, Pak Tatang menjawab bahwa koleksinya tak ternilai harganya. Bahkan ia
mengaku bahwa pernah ditawar 2 milliar untuk itu, dan menolaknya. Koleksi wayangnya
ini baginya bukan hanya benda mati yang menghiasi tempat kerjanya, namun juga
senilai dengan kehidupan yang telah ia jalani hingga kini. Terdapat kenangan,
dan juga sejarah, dari setiap karakter wayang yang bertengger di workshop-nya. Bila ada wisatawan yang
ingin membeli wayang, sudah ada area khusus, atau bisa membeli by order terlebih dahulu.
|
Area khusus penjualan di Ruhiyat Wooden Puppet & Mask |
Bagi yang
penasaran ingin mendengar cerita dari Pak Tatang langsung, dan melihat, ataupun
membeli hasil karyanya, kamu bisa datang langsung ke Jl. Pangarang Bawah III
No. 78/17B. Namun untuk kunjungan rombongan, ada baiknya untuk menghubungi dulu
Pak Tatang di nomor 0813 9460 5012. Workshop-nya
ini bisa menampung hingga 30 orang, lho. Bahkan tak jarang, kesenian lainnya
seperti pencak silat, dan jaipong pun ditampilkan ke tamu-tamunya yang datang
bertandang.
0 komentar:
Posting Komentar