Hades. Bagi
saya namanya tak begitu asing. Dulu, setiap hari minggu pukul 10 pagi, Kevin
Sorbo mengenalkan banyak nama dalam mitologi Yunani ke dalam kehidupan masa
kecil saya melalui tayangan Hercules. Ingatan itulah yang kemudian membawa saya
berangkat menonton pertunjukan teater berjudul Hades Fading (Hades Memudar), di
NuArt Sculpture Park, pada Selasa 27 Agustus 2019 lalu. Saya cukup beruntung
berkesempatan hadir pada acara gladi bersihnya, sehingga diperbolehkan untuk
mengabadikan pertunjukan tersebut melalui gawai dan kamera.
Pementasan Teater 'Hades Fading' yang Menggunakan teknologi video mapping. |
Hal menarik
lainnya yang membuat saya melangkahkan kaki ke NuArt Sculpture Park malam
tersebut juga karena acara ini merupakan pertunjukan kolaborasi antara para
seniman Bandung dan seniman Melbourne yang telah 20 tahun bersinergi
menghasilkan karya. Saya pribadi cukup menyenangi karya seni teater. Saat di
sekolah menengah dulu, beberapa kawan dekat yang mengikuti ekstrakurikuler
tersebut pun seringkali menggelar pementasan, dan mengajak saya untuk ikut
serta mengapresiasi penampilan mereka. Sejak saat itulah, saya mulai menggemari
pertunjukan teater.
Saat waktu
menunjukkan pukul 8 malam, saya, beserta teman-teman blogger, dan media, pun
mulai beranjak ke arah panggung yang berada di area amphitheatre outdoor NuArt
Sculpture Park. Baru melihat panggungnya saja, saya merasa kalau ini akan jadi
pertunjukkan keren. Platform lingkaran di tengahnya telah diubah layaknya
sebuah kerangkeng di arena kelahi UFC. Namun bedanya, arenanya diselimuti oleh
semacam kelambu jaring yang berfungsi mirip tirai pertunjukkan.
Adegan pentas
Hades Fading dimulai dari monolog Eurydice, seorang dewi yang bersuamikan
Orpheus yang berasal dari kalangan manusia. Keduanya diperankan oleh seniman
dari Mainteater Bandung. Rupanya setiap kata dan kalimatnya diucapkan
bergantian dengan menggunakan Bahasa Inggris, dan Indonesia. Uniknya, setiap
kalimat yang keluar juga akan muncul dalam bentuk teks di jaring-jaring kelambu
yang dibuat berlapis. Entah berapa lapis. Namun konten subtitle yang diproyeksikan ini membuat visual pentas teater ini
menjadi sangat memanjakan mata. Bila si pemain mengucapkan kalimat berbahasa
Inggris, maka subtitle yang muncul
adalah arti kalimat tersebut dalam Bahasa Indonesia. Begitupun sebaliknya bila
pemeran mengucapkan kalimat berbahasa Indonesia. Dengan begini, pentas ini
menjadi dapat dinikmati juga oleh penonton lokal, maupun asing, ataupun juga
teman tuli.
Salah satu adegan dalam pementasan 'Hades Fading' |
Di samping memproyeksikan
teks, konten multimedia yang dirancang juga berfungsi sebagai mood maker, serta pencipta latar, ya
jadi semacam video mapping lah. Saya pun
bisa membayangkan betapa rumitnya proses produksi konten ini. Karena saat pentas,
ada beberapa adegan yang mengharuskan tirai kelambu dari setiap lapisnya dibuka,
dan ditutup. Bagian panggung lainnya yang ditutup tirai pada suatu adegan, akan
menjadi semacam backstage untuk
pemeran lainnya yang menunggu giliran tampil untuk bersiap-siap, ataupun tempat
untuk para pemusik mengalunkan nada-nada pengiring adegan. By the way, baru kali ini saya menyaksikan pertunjukan teater yang
komposisi artistiknya sangat lengkap, dan bersinergi satu sama lain.
Tak hanya
dari segi pengemasannya, konten cerita yang ditampilkan pun dapat terbilang
asik, dan enjoyable. Beberapa jokes yang diselipkan sebagai punchline pun berhasil menjadi bumbu
yang memberikan kesegaran tak terduga. Menariknya lagi, ada juga beberapa
adegan di mana salah satu pemeran mengajak penonton untuk berinteraksi,
sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup.
Nah, bagi
yang penasaran dengan serunya pementasan Hades Fading ini, ada tiga hari
kesempatan untuk menyaksikannya di NuArt Sculpture Park, yaitu mulai dari 28-30
Agustus 2019, setiap pukul 19.30 WIB. Pementasannya memang hanya digelar pada
malam hari, karena untuk tempatnya sendiri bersifat outdoor, sehingga memanfaatkan gelapnya langit, serta pepohonan di
sekitarnya sebagai ambience untuk
menciptakan atmosfir yang berbeda. Harga tiketnya dijual Rp 50.000 untuk
pelajar dan mahasiswa, serta Rp100.000 untuk umum. Bagi saya sih harga tersebut
sangatlah worth it dengan kualitas
pertunjukan yang ditampilkan.
0 komentar:
Posting Komentar