Ada yang
berbeda pagi itu ketika saya memacu motor ke arah kantor yang saat itu masih
berada di kawasan Kyai Gede Utama, Bandung. Sebuah restoran dengan tampilan
cukup kece kini hadir menarik sudut mata. Dari tampilannya yang artsy, awalnya saya beranggapan bahwa
bangunan restoran bertuliskan nama Delapan Padi ini merupakan sebuah restoran
yang menyajikan menu-menu standar ala café di Dago yang harganya cukup tinggi.
Namun ternyata, resto Delapan Padi ini menyajikan menu-menu masakan ala warteg,
lho. Hal ini baru saya ketahui justru ketika saya sudah berganti pekerjaan dan
kantor.
Untuk
ukuran sebuah resto, Delapan Padi ini memiliki space yang sangat besar. Beberapa ruangannya didesain dengan sofa
yang nyaman untuk bersantai dan berlama-lama di sini. Sementara di area paling
belakangnya, terdapat sebuah area semi
outdoor dengan menggunakan ayunan sebagai tempat duduknya. Lalu ada juga
beberapa stools dan meja yang dibuat
memanjang ala bar yang mungkin akan cocok untuk yang datang untuk makan
sendirian di sini. Selain area ground,
area lantai dua pun sepertinya dapat digunakan untuk private event dengan kapasitas hingga sekitar 100 orang.
Salah satu area di Delapan Padi Bandung yang dilengkapi dengan ayunan. |
Nah,
mumpung kebetulan bisa makan siang di Delapan Padi, saya pun mencoba menu
parasmanan ala wartegnya. Menu-menu ini dihidangkan khusus hanya pada pukul 11 siang
hingga pukul 4 sore saja. Cocok buat yang cari tempat makan siang murah meriah,
tapi suasananya eksklusif. Harga rata-rata per menunya di Rp5.000/item, namun
untuk menu daging, tentunya ada sedikit penyesuaian. Kita juga bahkan bisa memesan
nasi setengah porsi layaknya di warteg. Jadi, misalkan bila kita memesan nasi setengah
dengan tempe orek, dan terong, harganya hanya Rp13.000. Bedanya dengan menu
warteg, tentu saja terletak di segi cita rasa yang sudah di-upgrade ke level resto, serta beberapa
hidangannya yang tak bisa dinikmati di warteg. Contohnya seperti daging sapi
Mongolian, dan daging bumbu matah. Total terdapat 30 macam menu yang digilir
setiap harinya.
Satu porsi hidangan menu ala warteg di Delapan Padi Bandung yang melimpah. |
Di samping
menu parasmanan, Delapan Padi juga menyajikan hidangan ala carte yang tak kalah unik dan lezat. Salah satu yang menarik
perhatian saya adalah Bala-Bala Pizza yang dibandrol Rp30.000 saja per porsi. Dengan
harga tersebut, menu ini sudah bisa dinikmati hingga 5 orang. Sesuai dengan
namanya, Bala-Bala Pizza ini merupakan bala-bala yang disajikan dengan bentuk dan
topping pizza, serta dipotong melingkar. Ditambah, lumeran keju mozzarella yang
menutupi seluruh permukaan bala-bala ini memang menjadi visual yang menggoda
untuk dicicipi. Di samping menu fusion satu ini, ada menu-menu lainnya juga
seperti French toast, mie bakso, apple pie strudel, dan tak lupa, signature drink Klepon Frappe yang berasa persis seperti jajanan
tradisional Klepon, lengkap dengan taburan serutan kelapanya.
Bala-Bala Pizza ala Delapan Padi Bandung |
Lain waktu,
lain juga menu. Bila kamu mencoba datang ke sini pagi hari, menu yang
disajikannya pun akan berbeda ketika kamu datang saat waktu makan siang. Delapan
Padi memang terlihat ingin memenuhi kebutuhan menu customernya dengan tepat,
sehingga pengunjung pun dapat mampir untuk makan di sini sepanjang hari, tanpa
merasa bosan dengan pilihan makanan yang ada. So, buat kamu yang mencari tempat
makan sekaligus spot nongkrong yang asyik di sekitaran Dago dan Dipati Ukur,
Delapan Padi ini bisa menjadi pilihan.
Beragam menu di ala carte di Delapan Padi Bandung |
Delapan
Padi
Jl. Dipati Ukur No. 8, Bandung
Buka: 06.30-23.00 WIB
Jl. Dipati Ukur No. 8, Bandung
Buka: 06.30-23.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar