Setelah
huru-hara yang sempat terjadi beberapa tahun lalu di area parkir Taman Hutan
Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, premis “Ngopi di Tengah Hutan Pinus” di Bandung
memang ikut lenyap pula. Sejak peristiwa tersebut, belum ada tempat ngopi lain
dengan vibe yang setidaknya sama,
serta dengan jarak yang cukup terjangkau dari pusat kota. Namun ternyata, dari
sekitar satu tahun yang lalu, Tahura sudah memiliki tempat ngopi dengan suasana
yang juga dikelilingi hutan pinus, bernama Dalem Wangi Bed & Brew. Tak
tanggung-tanggung, kali ini letaknya berada di tengah-tengah belantara
hutannya. Jadi, untuk menuju ke sini memang harus masuk dulu ke dalam area
Tahuranya.
Dalem Wangi Bed & Brew |
Kalau bukan
Kang Ncis yang menjadi narasumber konten Youtube saya hari itu tak mengajak
saya kemari, mungkin saya tidak akan pernah tau ada tempat ngopi seadem ini di Bandung.
Untuk dapat mencapai Dalem Wangi Bed & Brew, tak perlu memarkir kendaraan
di area parkir, dan berjalan dari gerbang Tahura. Karena ternyata, Tahura
memiliki jalan samping yang dapat ditembus kendaraan bermotor. Fakta lainnya
yang baru saya tahu, ternyata masuk Tahura itu gratis setelah pukul 4 sore,
sehingga, saya dapat langsung memacu motor saya ke arah Dalem Wangi Bed &
Brew yang rupanya berada di dekat patung dada Ir. H. Djuanda.
Dalam
perjalanan, saya menjumpai banyak monyet jenis ekor panjang yang berkeliaran
bebas di jalan, persis seperti di Ubud. Yaa.. walaupun saya belum pernah ke
Ubud, tapi setidaknya foto teman-teman saya di Instagram menaruh sebuah
imajinasi di kepala saya. Biasanya kalau saya berkunjung ke Tahura, agak sulit
menemukan mereka berjalan bebas di jalanan. Mungkin memang mereka juga sudah tau
bahwa biasanya pada waktu sore menjelang terbenam matahari, pengunjung sudah
mulai sepi, sehingga mereka lebih berani menampakkan diri.
Monyet-monyet ekor panjang yang saya temui di perjalanan menuju Dalem Wangi Bed & Brew |
Di luar
dugaan, Dalem Wangi Bed & Brew ini ternyata memiliki bangunan yang sangat artistik.
Saya rasa memang rancangannya pasti dikerjakan oleh arsitek, dan sengaja
dibangun dengan tanpa menebang pohon. Sehingga, di dalamnya kita dapat melihat
pohon dapat tumbuh bebas menembus langit-langit cafe. Keseluruhan kerangkanya sendiri
terbuat dari kayu yang diselimuti oleh dinding-dinding kaca. Hal ini membuat
cahaya matahari pada pagi dan sore hari dapat jatuh dengan indah ke dalam
ruangan. Selain itu, tempat ini juga memiliki area outdoor yang nyaman. Sebagian
di antaranya bahkan dibuat menggunakan lahan yang berada di tengah-tengah pohon
pinus.
Rancangan bagian dalam dari Dalem Wangi Bed & Brew |
Karena
cuaca mulai terasa dingin seiring dengan keadaan yang mulai gelap. Walau judulnya tempat ngopi, sore itu
saya memesan wedang jahe untuk menghangatkan tubuh. Sebagai cemilan, saya
memesan paket menu dimsum seharga Rp35.000 yang berisikan 7 pcs dimsum dengan
jenis yang berbeda-beda. Bagi saya menu ini istimewa. Karena selain rasanya
yang memang enak, sangat jarang menu dimsum itu disajikan oleh kedai kopi.
Sesuai
dengan namanya, Dalem Wangi Bed & Brew juga memiliki 'bed' yang tersedia di dua pondokan yang
dapat menjadi tempat bermalam pengunjung yang ingin merasakan suasana malam di
Tahura. Khusus untuk tamu pondok, pelayanan dari Dalem Wangi akan berlaku
selama 24 jam. Sedangkan untuk pengunjung café, harus mengikuti jam
operasionalnya yang buka pukul 8 pagi hingga 9 malam, pada hari selasa hingga
minggu.
Ray of light yang muncul saat sore hari di Dalem Wangi Bed & Brew |
Nah, buat
yang penasaran dengan feel & vibes yang ditawarkan oleh Dalem
Wangi Bed & Brew, kamu bisa mencoba mampir ke sini saat sedang berwisata ke
Tahura atau Tebing Keraton, atau bisa sengaja saja berkunjung untuk menikmati
suasana nyaman dan unik yang disajikan di sini.
Hutan pinus menjadi dekorasi alamiah yang mempercantik Dalem Wangi Bed & Brew |
0 komentar:
Posting Komentar