Saat saya tiba, baru ada empat orang customer lain di dalam
ruangan yang nampaknya sedang berbicara seputar bisnis. Saya ambil tempat duduk
di salah satu sudut sambil memindai seluruh ruangan yang nampak sangat bersih
dengan kesan minimalis. Boyle’s Coffee namanya, diambil dari nama sang pemilik coffee shop yang merupakan seseorang
pengusaha yang berasal dari Negeri Ginseng Korea, setidaknya begitu cerita salah
seorang pegawai yang sedang bertugas. Memang sedikit unik untuk nama orang
Korea, saya sempat mengira itu nama seorang Eropa.
Saya bergerak ke meja kasir, dan menangkap nama sebuah menu
minuman yang cukup dominan mengisi daftar. “Dutch
Coffee”, begitu yang tertulis pada daftar menu sekaligus beberapa buah
botol yang mereka pajang di etalase, namun pilihan pesanan saya jatuh pada menu
teh hangat dengan cita
rasa chamomile yang
mereka tawarkan. Selain karena masih terlalu pagi saat itu, lambung yang masih
kosong pun ada baiknya tidak langsung di siram dengan rasa asam dan pahit dari
kopi.
Menjelang makan siang, saya mulai mencium aroma yang sangat
kuat dari bagian dalam cafe, sungguh saya menggira aroma tersebut berasal dari
sebuah hidangan yang hendak disajikan, namun setelah saya bertanya, ternyata
aroma tersebut datang dari biji kopi yang sedang di-roasting. Saya sering mengunjungi berbagai coffee shop di Bandung, tetapi baru kali ini mencium aroma kopi
yang sangat harum dan kuat. Oleh karena itu akhirnya saya memutuskan untuk
memesan kopi andalan mereka yang dari tadi cukup sering saya lihat namanya di
daftar menu.
Awalnya saya mengira Dutch
Coffee merupakan kopi yang menggunakan biji kopi dari Belanda, namun
ternyata biji kopi yang digunakan masih menggunakan biji kopi dari Nusantara.
Sebenarnya memang baru kali ini saya menemukan nama Dutch Coffee tertera di daftar menu sebuah coffee shop, sehingga saya
salah memahami Dutch Coffee sebagai
kopi dari negeri kincir angin. Ternyata Dutch
Coffee merupakan sebuah tekhnik penyeduhan kopi, seperti Vietnam Drip ataupun French Press. Nama Dutch Coffee ini didapat karena yang pertama kali memperkenalkan
tekhnik Dutch Coffee ini adalah
seorang Belanda.
Pada dasarnya Dutch
Coffee ini adalah tekhnik penyeduhan kopi dingin, namun berbeda metode
dengan cold brew. Pada cold brew, biji kopi segar direndam
terlebih dahulu selama 12-24 jam baru kemudian diolah. Sedangkan pada Dutch Coffee, kopi digiling terlebih
dahulu baru kemudian di ekstraksi menggunakan air es dengan metode water drip selama 3,5-12 jam. Dengan
cara Dutch Coffee, maka kopi yang dihasilkan akan mempertahankan
rasa asli dari biji kopi dengan lebih kuat, namun dengan tingkat keasaman dan
rasa pahit yang telah jauh berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar