7 Juli yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya saja
hari ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri hari kedua. Seperti biasa saya
sengaja berkeliling mencari toko kue yang kebetulan agak sulit karena kebanyakan
toko masih tutup karena libur lebaran.
7 Juli yang sama karena entah sejak tanggal 7 Juli tahun
kapan. Saya tak dapat mengucapkan dengan lantang ucapan selamat ulang tahun
kepada Ibu. Lidah saya kelu, suara tak mampu keluar, hanya ucapan “mah ieu mah” dan menyodorkan kue
kemudian beranjak pergi.
7 Juli yang sama, bersyukur Ibu saya tidak pernah meminta
banyak termasuk mendorong saya untuk menikah secepatnya seperti cerita kawan-kawan
saya tentang orangtuanya. Beliau tau saya sambil belajar adaptasi menjadi tulang
punggung keluarga setelah Ayah tak bekerja dan adik yang masih harus bersekolah.
7 Juli yang sama, ingat bahwa usia saya makin dekat angka
tiga puluh dan Ibu makin dekat angka enam puluh, dan saya masih biarkan ibu
mengurus rumah tangga.
7 Juli yang sama, mata sedikit berkaca-kaca dan memalingkan
muka tanda tak bisa berkata. Sedikit bercampur amarah karena beranjak tahun ke-6
setelah mendapat toga, tak bisa berbuat banyak untuk keluarga.
7 Juli yang sama, do’a ulang tahun yang sama dari Ibunda. “Sing sukses, sing dilancarkeun sagalana,
sing aya rejekina”.
7 Juli 2016, do’a saya untuk Ibunda “ Sing sehat mah..nuhun
sagalana”, terimakasih sudah terima saya apa adanya, terimakasih masih ada untuk saya dan sabar menunggu.
0 komentar:
Posting Komentar