Disamping tingginya bangunan hotel
yang menjulang, siapa sangka sebuah rumah yang terlihat tak begitu mewah hadir
di tengah-tengah raksasa-raksasa beton tersebut. Saat melangkahkan kaki ke
dalam, sebuah teras nyaman yang dihiasi berbagai foto dari bentuk-bentuk unik
terpasang di rapi di sekeliling. Tak lama, seorang wanita dengan postur tinggi
dan rambut emasnya melangkah keluar dari ruangan, dari wajahnya tampak ia sudah
cukup berumur namun tak terlihat raut lemah dari air mukanya. Dengan bahasa
Indonesia yang masih bercampur dengan logat asing, ia menyapa semua tamu yang
tak biasanya hadir sebanyak itu untuk berkenalan dengannya.
Rita Widagdo namanya, seorang pematung asal Jerman yang sebelumnya bernama Rita Wizemann. Nama Widagdo menjadi lekat dengan dirinya setelah ia menikah dengan Prof. Widagdo, seorang dosen ITB. Ia sendiri saat ini masih mengajar di Fakultas Desain Seni Rupa ITB, dan masih aktif menghasilkan karya patung yang spektakuler. Hasil karya instalasi seninya tersebar di seluruh nusantara, dari Sumatra sampai Papua. Ciri khas yang melekat pada karya-karyanya adalah material yang digunakannya terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan baja. Mungkin bagi kita bentuk-bentuk instalasinya terlihat abstrak dan tak berarti, namun baginya seluruh karya yang dibuatnya memiliki makna yang sangat dalam dan bercerita. Satu karya favoritenya adalah Parameswara yang ia buat untuk Kota Palembang, karya lainnya yang ia buat dan dikenal oleh warga Bandung adalah sebuah instalasi berbentuk koin raksasa yang kini dipajang di gedung Bank Indonesia Jalan Braga.
Rumah kediaman dan gallery yang
dimiliki Rita Widagdo sebenarnya tak tampak seperti sebuah gallery seni dan terlihat
biasa saja di bagian depan, namun begitu masuk ke bagian dalam mulai terlihat
bahwa ini merupakan rumah seorang seniman dari berbagai instalasi seni yang
terpajang di berbagai sudut ruangannya. Satu hal yang paling mengejutkan adalah
halaman belakangnya yang sangat luas, dan mungkin lebih dari 20 pohon yang
tumbuh di sekitarnya. Saya rasa area belakang rumah Rita Widagdo sudah tidak
dapat disebut sebagai halaman belakang ataupun taman, karena setahu saya taman
yang saat ini berada di Kota Bandung pun tak ada yang sampai seluas
itu. Saya
lebih menyukai untuk menyebut bahwa Rita Widagdo ini memiliki konservasi alam
pribadi di belakang rumahnya, seekor burung Kakaktua yang hinggap pun tak luput
saat mata mulai memindai setiap jengkal area belakang rumahnya. Di bagian
belakang rumahnya rupanya ia membangun sebuah galeri kecil dimana ia menyimpan
berbagai instalasi hasil karyanya yang berukuran mini, karena memang foto-foto
yang ia tunjukkan di teras depan rumahnya adalah karya-karyanya yang berukuran
besar dan tidak mungkin ia simpan dalam ruangan.
Di masa senjanya, Rita Widagdo masih memahat langsung
pekerjaannya sendiri setidaknya sampai tahun lalu, walaupun hanya sanggup dalam
durasi 2 jam per hari. Untuk pengerjaan instalasi yang berukuran besar ia dibantu
orang-orang kepercayaan yang sudah bekerja sama dengannya selama 20 tahun yang
langsung ia supervisi setiap harinya. Semua pekerjaan dari timnya dapat ia
periksa seluruhnya dengan cara manual, hanya dengan melihat dan menyentuh satu
bagian dari sebuah instalasi yang dikerjakan, ia dapat mengetahui bahwa di
bagian tersebut terlalu tebal setengah millimeter !
Gallery Rita Widago ini adalah satu dari sekian banyak
galeri seni yang tak banyak orang ketahui, termasuk warga Bandung. Selain
memang dikarenakan tempat yang tidak terbuka untuk umum, belum banyak media
yang secara luas mengekspose mengenai Rita Widagdo dan karya-karyanya. Namun
suatu hari nanti mereka perlu tahu bahwa di Jalan Setiabudi Bandung, seorang
seniman patung tinggal dan masih produktif menghasilkan karya luar biasa untuk
nusantara.
Sungguh miris! Saya adalah warga pribumi bandung lahir dan hidup di bandung hingga detik ini, dan saya baru tahu seniman hebat ini tinggal di setiabudi. Jikalau saya mendapat kehormatan ini, saya ingin sekali bertemu langsung dengan beliau dan berbincang hangat dengan obrolan ringan yang mengguggah jiwa seni yang ada pada diri saya. Terimakasih untuk penulis karena dapat menyuguhkan informasi serta keindahan yang sudah pas diracik di dalam tulisan ini.
BalasHapusSalam,
PS.